Beberapa
pengertian budaya organisasi telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya
adalah Susanto (1997) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai
yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan
eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan
bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku. Robbins (2006) menyatakan
bahwa budaya organisasi adalah suatu makna bersama yang dianut oleh semua
anggotanya yang membedakan organisasi satu dengan yang lainnya.
Wirawan (2007), merangkum budaya organisasi sebagai: norma, nilai-nilai,
asumsi, kepercayaan, filsafat dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang
dikembangkan dalam waktu yang diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan
dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap,dan perilaku
anggota organisasi dalam memproduksi produk,
melayani para konsumen dan mencapai tujuan organisasi. Budaya
organisasi merupakan satu set kompleks
keyakinan, asumsi, nilai dan
simbol-simbol, yang digunakan dalam menentukan jalan dimana organisasi melakukan bisnis (Barney
dalam Mansor et al., 2010).
Organisasi dapat
menjadi sebuah instrumen keunggulan yang kompetitif dan utama, bila budaya
organisasi dapat mendukung strategi dari sebuah
organisasi, dan bila budaya organisasi mampu menjawab serta mengatasi
tantangan lingkungan secara tepat dan cepat (Soedjono, 2005). Robbins (2006)
berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi itu atau sistem makna bersama yang
dihargai oleh organisasi. Oleh karena itu, pada era globalisasi saat ini
perusahaan memiliki sebuah konsekuensi tersendiri untuk dapat menyesuaikan
budaya organisasi perusahaan dengan lingkungannya agar dapat memberikan
performa terbaik untuk lingkungan eksternal dan menghasilkan sistem yang baik
di dalam lingkungan internalnya.
Robbins (2006) memberikan Karakteristik Budaya Organisasi
sebagai berikut:
- Inovasi dan keberanian mengambil risiko (inovation and risk taking), adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan;
- Perhatian terhadap detail (attention to detail), adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.
- Berorientasi kepada hasil (outcome orientation), adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
- Berorientasi kepada manusia (people orientation), adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi.
- Berorientasi tim (team orientation), adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama.
- Agresifitas (aggressiveness), adalah sejauh mana orang-orang dalam organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya.
- Stabilitas (stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.
Smircich (1983) dalam
Kreitner dan Kinicki (2003) mengemukakan bahwa terdapat Empat Fungsi
Budaya Organisasi, yaitu :
- Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya, budaya organisasi membantu perusahaan dalam mengkomunikasikan visi, misi, dan serangkaian tujuan ynag menjadi identitas perusahaan kepada karyawannya.
- Memudahkan komitmen kolektif, merupakan sikap di mana karyawan merasa bangga menjadi bagian darinya.
- Mempromosikan stabilitas sistem sosial, mencerminkan taraf di mana lingkungan kerja dirasakan positif dan mendukung, dan konflik serta perubahan diatur dengan efektif. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya,
- Membantu karyawan memahami mengapa organisasi melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana perusahaan bermaksud mencapai tujuan jangka panjangnya.
Menurut Robbins (2006),
budaya menjalankan sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi. Adapun Fungsi
Budaya Organisasi tersebut adalah :
- Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
- Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi.
- Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang.
- Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
- Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
SUMBER: Dari berbagai sumber.
Menerima:
Murah, Cepat, dan
Terpercaya