PARIWARA

Your Ad Here

Rabu, Juli 28, 2010

SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINAN

Pernyataan “a country is poor because it is poor” sungguh sangat menyedihkan. Sebuah pernyataan yang tidak berujung pangkal bahwa ia miskin karena tidak punya apa-apa, dan tidak punya apa-apa menyebabkan ia menderita kemiskinan. Ada beberapa solusi untuk ‘memotong’ lingkaran setan kemiskinan di Indonesia, yaitu:

Menggali Potensi Kekayaan Alam. Indonesia dikenal luas memiliki kekayaan alam yang sangat potensial. Lautannya yang penuh dengan berbagai macam spesies ikan, daratannya yang kaya dengan hasil-hasil hutan, dan perut buminya yang penuh dengan sumberdaya energi dan mineral. Apakah eksplorasi kekayaan alam dapat secara langsung ‘menyentuh’ masyarakat miskin? Jawabannya mungkin“Tidak,” kecuali penggalian potensi kekayaan laut yang dapat secara langsung melibatkan masyarakat miskin di daerah pesisir. Sulit sekali untuk mengatakan bahwa penggalian potensi hutan dan perut bumi dapat menyentuh langsung masyarakat miskin. Pemanfaatan hasil hutan dan perut bumi mensyaratkan modal besar—yang jelas-jelas tidak dimiliki oleh kaum miskin.

Meningkatkan Produktivitas Kerja. Dalam konteks masyarakat miskin di sektor pertanian, produktivitas mengacu kepada bagaimana meningkatkan hasil usahatani. Upaya ini bisa dilakukan oleh pemerintah, misalkan, dengan mendorong para petani untuk melakukan mekanisasi dalam pemrosesan lahan pertanian, atau dengan membangun sarana/prasarana (sistem irigasi, misalkan) untuk menunjang lahan pertanian. Upaya ini tentu dapat meningkatkan hasil tani, tetapi ia sangat sektoral yang hanya menyentuh pemilik lahan pertanian. Lebih dari itu, upaya ini tidak menyentuh langsung buruh tani dan/atau masyarakat miskin perdesaan yang tidak mempunyai lahan.

Menggiatkan Masyarakat untuk Menabung. Tabungan (saving) dapat dimaknai, dalam arti sempit, sebagai bagian dari pendapatan uang yang pembelanjaannya disimpan/ditunda sampai di kemudian hari. Jika tabungan disimpan dalam sebuah bank, maka ia dapat menciptakan pendapatan bagi pihak lain. Dalam sistem perbankan, tabungan atas nama pihak deposan menjadi dana bank untuk disalurkan kepada pihak debitur dalam bentuk kredit. Jika kredit ini dipakai oleh debitur untuk membiayai kegiatan usaha produktifnya, maka ia bisa menciptakan keuntungan bagi debitur dan memberikan pendapatan bagi para tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha itu. Masalahnya adalah bahwa masyarakat miskin, dari definisinya, tidak mempunyai sisa pendapatan untuk ditabung. Memikirkan uang untuk dibelanjakan hari ini saja sudah setengah mati, apalagi memikirkan uang untuk ditabung. Kalaupun mereka ingin mengakses dana pinjaman dari bank, mereka akan terbentur oleh kolateral. Mereka tidak mempunyai tabungan karena miskin, dan tidak dapat meminjam dana bank karena miskin pula.

Memberikan Pinjaman untuk Modal Usaha. Tidak adanya pembentukan modal dalam masyarakat perdesaan bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, mereka masih belum memahami manfaat dan arti pentingnya lembaga keuangan dalam memobilisasi dana-dana tabungan. Sebagai misal, kita sering melihat masyarakat perdesaan menabung dengan cara menyimpan uangnya ‘di bawah bantal,’ memelihara tanah persawahan, memelihara ternak, atau membeli perhiasan. Kedua, mereka ingin memanfaatkan peluang untung dari sebuah usaha produktif yang digagasnya, tetapi mereka dikendalai oleh ketersediaan modal.

1 komentar:

  1. Rumus dasar ekonomi memang perlu diubah, Rumus Ekonomi adalah I - C = S
    Untuk menjadi sejahtera Rumusnya adalah I - S = C
    (I=Income;C=Consumsi;S=Saving)

    BalasHapus