PARIWARA

Your Ad Here

Jumat, Oktober 13, 2006

KARAKTERISTIK JASA



Adapun karakteristik utama jasa menurut Tjiptono, (2002 : 15) adalah :
1. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa bersifat tidak berwujud artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba atau didengar sebelum jasa tersebut dibeli. Konsep ini mempunyai dua pengertian yaitu sesuatu yang tidak dapat disentuh/tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah. Jasa tidak dapat dimiliki hanya dapat dimanfaatkan saja, seperti halnya produk bank, produk tersebut tidak dapat dilihat, hanya dapat dirasakan saja. Bank tidak menjual produk tetapi manfaat yang nantinya diperoleh oleh konsumen. Seperti halnya nasabah dalam menabung di bank, tidak hanya membeli buku tabungan tetapi membeli manfaat dalam bentuk keamanan, keuntungan, hubungan, kepercayaan, kemudahan serta atribut yang tidak nyata lainnya.

2. Tidak dapat dipisahkan (inseperability)
Pada umumnya jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan antara penyedia jasa dan pelanggan, efektifitas individu dalam menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan karyawannya. Dalam dunia perbankan hubungan antara pihak bank dan nasabah sangat mempengaruhi kesuksesan dari visi dari bank tersebut.

3. Keragaman (variabelity)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekaragaman ini dan membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih dan memutuskan akan penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa harus selalu memantau kepuasan pelanggan atas nilai melalui sistem kotak saran dan keluhan, survey pelanggan dan comparation shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.

4. Tidak Tahan Lama (perishability)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Jasa akan memiliki nilai di saat pembeli jasa membutuhkan pelayanan. Keadaan tidak tahan lama dari jasa-jasa bukanlah masalah jika permintaan atas jasa tersebut stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan sebelumnya, jika permintaan terhadap jasa tersebut amat berfluktuasi maka perusahaan jasa mengalami masalah yang sulit seperti pelanggan merasa kecewa dan beralih ke pihak penyedia jasa lainnya, seperti halnya kebutuhan nasabah tabungan akan uang tunai yang datang secara tiba-tiba/mendesak, dalam hal ini bank harus tanggap akan menyediakan fasilitas ATM untuk melayani kebutuhan nasabah tabungan yang tidak dapat ditunda-tunda ini sehingga tidak beralih ke jenis tabungan lainnya.

Sumber :

Fandy Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Penerbit Andi, Yogyakarta.


0 komentar:

Posting Komentar